Jumat, 21 November 2008

SMS Menurunkan Kecerdasan

Zahrul Azhar As`ad, S.Ip, M.Kes *)

Dari sekian pembaca pasti ada yang pernah menerima SMS yang berisi ajakan, seruan atau rayuan dari tim sukses salah satu pasangan calon Gubernur jatim, Dari sekian pembaca mungkin ada yang pernah menanyakan nasib masa depan, jodoh dan rezekinya melalui SMS Premium yang di sediakan provider berkerjasama dengan tokoh peramal bahkan dukun santet, Dari sekian pembaca pasti ada yang pernah mengikuti kuis SMS yang diselenggarakan pihak televisi swasta dengan rayuan artis jelita.
Membudaya, ya kata tersebut paling pas untuk hal yang satu ini; SMS, tidak mengenal usia, jabatan, pangkat dan status sosial semua pernah mengirim dan menerima SMS. Bahkan penulis pernah melihat pengemis di perempatan jalan protokol kota jombang pun sedang asik berkutat dengan HP nya dikala jeda “bertugas” karena lampu sedang menyala hijau. Orang menjadi ketergantungan dengan media komunikasi yang mulai marak pada akhir miliennim dua tersebut, walaupun dalam salah satu penelitian di Denhag menyebutkan bahwa Kecanduan penggunaan layanan pesan pendek (short message service/SMS) lebih buruk dan lebih merusak kecerdasan daripada kecanduan ganja.
Kesimpulan tersebut didapat setelah para psikolog Inggris melakukan penelitian terhadap 1.100 orang relawan. Penelitian yang dilakukan atas sponsor raksasa teknologi Hewlett Packard (HP) tersebut mengungkapkan kecanduan penggunaan SMS menyebabkan ngantuk, apatis dan gangguan konsentrasi. juga menyebabkan kecerdasan intelektual (IQ) mengalami penurunan sementara hingga 10 poin. "Padahal pada pengguna ganja penurunan IQ-nya rata-rata hanya 4 poin," kata para peneliti prihatin. Mereka menyebut gejala ini sebagai infomania, sebuah sindrom baru berupa pencarian neurotik untuk kepuasan informasional.
Peneliti menunjukkan bahwa penurunan IQ tersebut akibat gangguan terus-menerus yang disebabkan oleh teks berita digital. Otak mengalami kelelahan karena berulangkali harus berkonsentrasi pada obyek yang terus berganti atau berubah-ubah. Akibatnya, seseorang tidak bisa lagi berkonsentrasi pada hal-hal yang menjadi tugas kewajibannya. Akibat lainnya dari SMS adalah dapat menimbulkan obsesi. Seseorang bisa terobsesi untuk selalu dapat dihubungi dan ingin selalu bisa membalas secepatnya.Gejala ini dapat mengganggu suasana privat.
Penelitian yang dipublikasikan koran The Times dan The Guardian tersebut dilakukan 4 tahun yang lalu dan menurut penulis masih layak jika digunakan untuk masyarakat dunia ketiga seperti Indonesia pada saat ini. Namun dimata pelaku bisnis, hasil penelitian tersebut semakin meguatkan niat mereka untuk menggarap SMS sebagai ladang yang menggiurkan untuk mengeruk keuntungan yang sebanyak banyaknya, Iklan kuis SMS hampir setiap saat muncul di media elektronik dengan menjanjikan hadiah yang menggiurkan, bahkan paranormal dan dukun santet pun tak ketinggalan memanfaatkan kemajuan nirkabel ini. Program pencarian bakat seperti KDI, AFI, Mamamia dan Indonesia Idol juga dihidupi oleh SMS, kita bisa menghitung secara kasar berapa uang yang bisa diputar oleh acara seperti Indonesian Idol hanya melalui SMS. Menurut Daniel Hartono, Project Director Indonesian Idol, dalam satu musim kontes, jumlah total SMS yang masuk berkisar 6 juta-7 juta. SMS ini berjenis premium dengan tarif Rp 2.000. Dengan demikian, uang yang berputar dari SMS saja mencapai Rp 12 miliar-Rp 14 miliar per musim kontes, tentu ini sangat menggiurkan.
Dengan kecanggihan dan kecepatan penyebaran informasi yang sedemikian rupa teknolgi SMS juga dilirik oleh politisi untuk menyebarkan visi misi dan janji janji politik kepada konstituennya, dengan teknologi SMS tersebut para politisi dan tim sukses merasa sangat terbantu baik dari sisi waktu dan biaya . bahkan ada salah satu provider yang menawarkan program khusus untuk tim sukses dan para calon legislator. Pada pilbub dan pilgub putaran pertama dan kedua penulis sering menerima SMS dari masing masing pendukung kandidat yang berlaga, mulai dari seruan dukungan hingga kampanye hitam yang dikirim oleh pengirim picik untuk memperkeruh suasana. Kreatifitas para tim sukses dengan memanfaatkan SMS patut dihargai namun perlu diingat jika sebagian orang menganggap pengiriman SMS searah yang dilakukan oleh para tim sukses dapat di kategorikan menganggu privasi.
Budaya SMS menjadi ladang bisnis dan media kampanye bagi para politisi adalah hal yang wajar, dan ini menunjukkan bahwa kita diharuskan untuk berfikir dan terus berfikir cerdas dalam mensikapi perkembangan teknologi yang kian canggih dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan kreatif , arif dan bijak.
Namun dengan ketidak siapan mental dan ketimpangan antara kemajuan teknologi dengan dangkalnya pola pikir (kalau tidak boleh menyebut kata bodoh.penulis) biasanya muncul ekses negatif dari SMS tersebut, mulai dari kampanye hitam, SMS gelap hingga terror bom. SMS gelap biasanya dilakukan oleh orang yang merasa terhormat (sekali lagi; hanya merasa) yang tidak diimbangi oleh otak /kecerdasan EQ, IQ dan SQ yang memadai, sehingga dengan SMS gelap si pelaku bisa melampiaskan kedangkalan otaknya dengan harapan tanpa orang lain tahu tentang kebodohannya, mungkin ini yang di maksud oleh para peneliti di Denhag bahwa kecerdasan si pengguna SMS dapat jauh menurun dibandingkan pengguna ganja jika kita tidak menggunakan secara arif dan bijaksana.
Kehadiran SMS juga sempat dikhawatirkan dapat mengurangi intensitas sliturahim secara fisik sehingga dapat mempengaruhi kualitas dari ruh silaturahim itu sendiri, Dengan cukup mengirim SMS saja bagi sebagian orang dianggap cukup untuk menghapus kewajiban hablum minan nas secara lahiriyah, bahkan SMS juga sempat mengelitik para mujtahid dan hakim untuk menemukan landasan hukum yang pas disaat terjadi kasus yang menghebohkan di pengadilan agama Malaysia ketika seorang suami yang hendak menceraikan istrinya hanya dengan mengirim SMS kepada istrinya.
SMS ibarat sebilah pisau yang dapat bermanfaat bagi penggunanya atau justru membahayakan jika ditangan yang tidak tepat, SMS akan jadi mudhorot jika ditangan orang yang bersifat SMS (Senang Melihat orang Susah dan Susah Melihat orang Senang) namun SMS akan menjadi manfaat jika ditangan orang yang bersifat simpatis dan empatis atau SMS ( Senang Melihat Orang Senang, Susah Melihat Orang Susah). Semoga kita termasuk orang yang pandai dan cerdas dalam mensikapi kecepataan teknologi tersebut sehingga kita bisa menikmati segala kebaikan dari kemajuan teknologi bukan sebagai orang yang menerima dampak buruk dari kemajuan teknologi tersebut. Amin. Wassalam.


*) Pengasuh Astri 3 PP Darul Ulum, Dekan II FIA Unipdu Jombang